Laman

Minggu, 22 Maret 2015

Kalimat Efektif

                Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar. Menurut Gorys keraf adalah kalimat yang memenuhi syarat – syarat berikut :
      a.  Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
      b. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

Ciri – ciri kalimat efektif sebagai berikut :
       Kalimat efektif mengandung kesatuan gagasan.
    A)     Subyek dan atau predikat kalimat eksplisit.
Contoh :
Tidak efektif    : Berhubungan itu mengemukakannya juga minat baca kaum remaja makin menurun
Efektif              : Sehubungan dngan itu, dikemukakannya juga minat baca kaum remaja menurun
    B)     Subyek dan predikat kalimat hendaknya tidak terpisah terlalu jauh agar kesatuan gagasan terjamin.
      Contoh:
      Tidak Efektif: Pembangunan jelas menuju zaman keemasan yang baru, menghendaki pengembangan bakat – bakat pendukung kebudayaan bangsa disegala lapangan mulai dari hal – hal yang tampaknya kecil seperti cara mengatur rumah tangga, cara baergaul dan cara memperoleh hiburan sampai meningkatkan kemasalah – masalah besar seperti pembangunan kota, memproduksi pangan, menciptakan berbagai bentuk kesenian baru, pendeknya segala soal yang membina kebudayaan baru.

Efektif                         : pembangunan jelas munuju zaman keemasan yang baru. Oleh karena itu, pembangunan menghendaki pengembangan bakat – bakat kebudayaan bangsa disegala lapangan, mulai dari hal – hal yang nampaknya kecil sampai kemasalah – masalah besar.      

C)        Keterangan harus ditempatkan setepat – tepatnya dan seterang – terangnya dalam kalimat sehingga sama sekali tidak mengganggu pemahaman. Keterangan yang dimaksud disini mencakup atribut, opsisi, adverbial, dalam bahasa Inggris disebut modifer.
- Squinting modifiers ( keteranga menjuling )
Contoh :
Tidak efektif    : Tahun ini SPP mahasiswa baru saja dinaikan
Efektif              : SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan.
        - Dangling modifires ( keterangan tak terkait )
Contoh :
Tidak efektif    : dapat menyusun anggaran belanjanya dengan cermat, akhirnya hutang – hutangnya
dapat dilunasi.
Efektif           : karena dapat menyusun anggaran belanjanya dengan    cermat, akhirnya ia dapat
melunasi semua hutangnya.

- Misplaced modifiers ( keterangan salah letak )
Contoh:
Tidak Efektif    : dalam keramaian serupa itu, merekapun tidak mau kalah dengan yang muda – muda,
yang jarang terjadi sekali dalam lima tahun.
Efektif                : dlam keramaian serupa itu, yang jarang terjadi sekali dalam lima tahun, merekapun
tidak mau kalah dengan yang muda – muda.

- Unidiomatic modifiers ( keterangan yang tidak idiomatis )
                 Contoh:
               Tidak efektif   : kalimat tersebut harus disusun sedemikian rupa agar tidak membingungkan pembaca.
Efektif           : kalimat tersebut harus disusun sebaik – baiknya agar tidak membingungkan pembaca.

     - Abrupt modifiers ( keterangan mendadak )
Contoh :
Tidak efektif           : Kami berkeputusan, karena keluarga kami dan kawan – kawan menasehati kami untuk tidak menginap di hotel besar itu, untuk menginap dirumah penginapan penduduk.
    Efektif                    : Karena keluarga dan kawan – kawan menasehati kami   untuk tidak menginap di hotel besar itu, kami berkeputusan untuk menginap di rumah penginapan penduduk.

       - Related modifiers illogicaly separated (keterangan yang berkaitan terpisah tak logis)
     Contoh:
   Tidak efektif         : meskipun guru itu masih dlam perawatan dokter kegagalannya memberitahukan absennya kepada kepala sekolah tidak diterima, biarpun sebenarnya ternyata ia sudah berusaha memberi tahu.
  Efektif         : meskipun guru itu masih dirawat dokter dan sebenarnya sudah berusaha memberitahukan absennya kepada kepala sekolah, kegagalannya untuk memberitahu tidak dapat diterima.
          
- Fragment ( kalimat tak lengkap )
Contoh:
 Tidak Efektif         : penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan agar mendapat kesempatan belajar membaca dan menulis.
 Efektif                  : penyusunan  buku pelajaran ini bertujuan membantu masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan agar mendapatk kesempatan belajar dan menulis.

 D)  Tanda baca harus dapat digunakan sebaik – baiknya. Kalimat yang
       Efektif harus bersih dari kesalahan – kesalahan berikut ini :
·         Runing on sentences ( fused sentences ) kalimat bertumpukan.
    Contoh:
Tidak efektif    : kita semua mengemban amanat penderiataan rakyat harus selalu mengupayakan kesejahteraan bangsa kita, baik jasmani maupun rohani.
Efektif                     : Kita semua, selaku mengemban amanat penderitaan rakyat, harus selalu mengupayakan kesejahteraan rohani dan jasmani bangsa kita.
·         Comma splices ( comma faults ) kesalahan pemakaian koma dalam kalimat.
    Contoh:
Tidak efektif          : Seorang mahasiswa seumpama pendaki gunung, sedang mendaki gunung cita – cita.
Efektif                    : seorang mahasiswa, seumpama pendaki gunung sedang mendaki gunung cita – cita.


       E)  Kalimat efektif hendaknya bersih juga dari :
       
     ·         Kontamisani ( kerancuan )
         Contoh:
Tidak efektif                : Disekolah itu para siswa diajarkan berbagai macam ketrampilan.
Efektif                        : Disekolah itu kepada siswa diajarkan bermacam – macam ketrampilan.
     ·         Pleonasme dan trutologi ( penambahan yang tidak perlu)
           Contoh :
Tidak efektif             : Pada zaman dulu kala, dalam sebuah kerajaan memerintah seorang ratu yang sangat arif lagi bijaksana.
Efektif          : Pada zaman dahulu, dalam sebuah kerajaan memerintah seorang ratu yang arif.
·         Hiperkorek ( membetulkan apa yang sudah betuk sehingga salah )
    Contoh :
Tidak efektif    : Semua ijazahnya dilaminasi Supaya awet.
Efektif             : Semua ijazahnya dilamisai supaya awet.
   
       F) Kalimat efektif mewujudkan koheresi yang baik dan kompak.
Koheresi adalah pertautan antara unsur – unsur yang mebangun kalimat dan alinea. Tiap kata atau frase dalam kalimat harus berhubungan kedalam maupun keluar. Untuk menjaga koheresi itu, hendaknya penulis :

v  Kritis terhadap  pemakaian kata ganti dalam kalimat. Ada kemungkinan bahwa pemakaian kata ganti tersebut menyebabkan kalimat tidak efektif.
v  Kritis terhdap pemakaian kata depan, adakalanya terpakai kata depan yang sebenarnya tidak diperlukan atau sebaliknya, terhapus kata depan yang sebenarnya harus dipakai.
v  Memanfaatkan kata – kata peralihan atau transisi untuk mengeksplisitkan dan memperjelas hubungan gagasan antara kalimat yang satu dan kalimat yang lain dalam alinea, antara alinea yang satu dengan yang lain dalam paragraf.

G)       Kalimat efektif merupakan komunikasi yang berharkat.
Harkat berarti daya, tenaga, kekuatan, bila penulis ingin agar komunikasinya sampai dan mengesam. Kalimat yang ditulis harus berharkat dan bertenaga. Cara – cara untuk mengharkatkan kalimat antara lain:
   -      Bagian kalimat yang hendaknya dipentingkan atau diutamakan diletakkan pada awal kalimat, dalam hal ini dapat terwujud ialah INVERSI pada awal kalimat atau prolepsi atau gabungan inversi dan prolepsis.
* Inversi: predikat diletakkan didepan subjek
  Contoh:
         Biasa              : Penyakit AIDS merajalela dikalangan orang barat.
         Berharkat       : Dikalangan orang barat penyakit AIDS marajalela

    *Prolepsis: keterangan atau objek diletakkan didepan subjek . prolepsis keterangan lebih banyak terjadi pada prorepsis objek.
          Contoh :
           Biasa                        : Ayah suka makan sate ; bakso tidak
    Beharkat      : Sate, Ayah suka ; bakso tidak
* Gabungan inversi dan prolepsis
- Bila penulisan menyebutkan serangkaian hal ( peristiwa ) hendaknya     diperhatikan dan diusahakan agar urutan hal (peristiwa) itu logis, kronologis dan berklimaks.
     - Kata kunci diulang.
      - Kata atau frase yang hendak dipentingkan dapat ditambah partikel pementing     lah, pun, dan kah.
- Serangkaian hal yang disebutkan dapat menjadi lebih kuat dengan pararelisme.

H)            Kalimat Efektif memperhatikan pararelisme
             Pararelisme ( kesejajaran ) adalah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur – unsur yang sama fungsinya. Jika sebuah pikirannya dinyatakan dengan frase, maka pikiran – pikiran lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan frase. Jika satu gagasan dinyatakan dengan kata benda verbal atau kata kerja bentuk Me- di- dan sebagainya, maka gagasan lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan kata benda verbal atau kata kerja bentuk me- di- dan sebagainya. Upaya – upaya untuk berhemat kata antara lain :

      - Menghilangkan subjek yang tidak diperlukan.
      - Menghindari pemakaian superordinat dan hiponim bersama – sama.
      - Menjatukan pemakaian kata depan dari dan daripada yang tidak perlu.
       - Menghindari penguraian kata yang tidak perlu.
      - Menghilangkan kata – kata pembalut seperti, fakta, faktor, unsur yang sebenarnya tidak perlu.
      - Menghilangkan pleonasme.

    I)             Kalimat efektif didukung variasi.
Yang dimaksud dengan variasi kalimat disini ialah variasi kalimat – kalimat yang membangun paragraf atau alinea.

    J)            Kalimat efektif dibantu pemakaian EYD.
  Pemakaian huruf kapital. Huruf kapital digunakan sebagai :
       - Huruf pertama pada awal kalimat
       - Huruf pertama petikan langsung.
      - Huruf pertama dalam ungkapan yang bnerhubungan dengan kitab suci, nama    tuhan, termasuk kata gantinya.
      - Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.


     Nama        : Abidin
     Kelas         : 1DC01
     NPM          : 40114075
     Pengerjaan : 10 November 2014

Sumber:http://handikaabdillah20021992.blogspot.com/2012/10/kalimat-efktif.html


Minggu, 15 Maret 2015

KUTIPAN


1) Pengertian Kutipan
Kutipan adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
2) Prinsip-prinsip dalam mengutip
Dalam membuat tulisan kita pasti sering mengambil atau mengutip dari tulisan orang lain, maka dari itu perlu kita tahu bagaimana prinsip-prinsip yang benar dalam mengutip dari tulisan orang lain. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. apabila dalam mengutip sebuah karya atau tulisan yang ada salah ejaan dari sumber kutipan kita, maka sebaiknya kita biarkan saja apa adanya seperti sumber yang kita ambil tersebut. Kita sebagai pengutip tidak diperbolehkan membenarkan kata ataupun kalimat yang salah dari sumber kutipan kita.
b.dalam kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa
penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna atau arti yang terkandung dalam sumber kutipan kita. Caranya :
# Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.
# Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri sampai margin kanan).

3) Jenis-jenis Kutipan
Terdapat beberapa jenis kutipan, antara lain adalah Kutipan langsung dan Kutipan Tidak langsung. Disini saya akan mencoba menjelaskan jenis-jenis kutipan tersebut.
a.Kutipan Langsung 
Kutipan lansung adalah kutipan yang sama persis seperti kutipan aslinya, atau sumber yang kita ambil untuk mengutip. Disini kita sama sekali tidak boleh merubah atau menghilangkan kata atau kalimat dari sumber kutipan kita.Kalaupun ada keraguan atau kesalahan dalam kutipan yang kita ambil tersebut kita hanya dapat memandakannya dengan [sic!] yang menandakan kita mengutip langsung tanpa ada editan dan kita tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan dari kutipan yang kita ambil. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].
Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll.
b. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung  adalah kutipan yang telah kita ringkas intisarinya dari sumber kutipan aslinya. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
c. Kutipan pada catatan kaki
d. Kutipan atas ucapan lisan
e. Kutipan dalam kutipan
f. Kutipan langsung pada mater

4) Teknik Mengutip
Beberapa cara teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung diantaranya sebagai berikut.
1. Kutipan langsung
a) Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris :
*  kutipan diintegrasikan dengan teks
* jarak antar baris kutipan dua spasi
* kutipan diapit dengan tanda kutip
* sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.

b) Kutipan Langsung yang terdiri lebih dari 4 baris :
* kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
* jarak antar kutipan satu spasi
* kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
* kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
* di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)

2. Kutipan tidak langsung
* kutipsn diintegrasikan dengan teks
* jarak antar baris kutipan spasi rangkap
* kutipan tidak diapati tanda kutip
* sesudah selesai diberi sumber kutipan

3. Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
4. Kutipan atas ucapan lisan
Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.
5. Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.

Daftar Fustaka :

https://girlycious09.wordpress.com/tag/pengertian-kutipan/

    NAMA             : ABIDIN
    KELAS             : 1DC01
    TUGAS            : BAHASA INDONESIA
    DOSEN            : TRI  BUDIARTA
    TANGGAL      : 23 NOVEMBER 2014

OUTLINE (KERANGKA KARANGAN)


    A.   Pengertian Outline (Kerangka Karangan) 

Pengertian Outline
Pengertian Outline menurut bahasa adalah kerangka, regangan, garis besar, atau guratan. Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

Pengertian Karangan
Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi.

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.

Dapat disimpulkan bahwa kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci
.

     B.   Manfaat & Fungsi Outline (Kerangka Karangan)

Manfaat Kerangka Karangan
1.      Memudahkan penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan menjadi lebih
sistematis dan mencegah penulis dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau 
2.  Membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat
      dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah
      tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam
      perimbangannya.Dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas
     atau membuktikan  
3.      Pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu. 
4.      Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.
5.      Memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan secara memberaikan kemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut sehingga membantu penulis menciptakan suasana yang berbeda-beda dengan fariasi yang diinginkan.  
6.      Membantu mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperlukan. 

Fungsi Kerangka Karangan
1.         Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis. 
2.          Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
3.          Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.

    C.   Pola Susunan Kerangka Karangan

       1.      Pola Ilmiah
       Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan kenyataan yang nyata di alam.
·   Urutan waktu
Urutan yang didasarkan pada urutan peristiwa atau kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contoh : Riwayat hidup


·         Urutan ruang
Mempunyai hubungan yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasa digunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif.
Contoh : Meletusnya Gunung Berapi di Tanah Jawa.

·         Urutan topik yang ada
Suatu peristiwa yang sudah di kenal dengan bagian–bagian tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di jelaskan berturut–turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.

2.   Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan,
mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama sekali tidak ada
       hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan
       penulis.
               ·      Urutan klimaks dan antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjo
.
               ·        Urutan kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya.

        ·         Urutan pemecahan masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebu.
Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.

·         Urutan umum-khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).

·         Urutan familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.

                ·       Urutan akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca.


      D.   Macam dan Sayarat Kerangka Outline (Kerangka Karangan)

   Macam-macam Kerangka Karangan
1.             Berdasar Sifat Rinciannya:
               Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
                a) topiknya tidak kompleks
                b) akan segera digarap

               Kerangka Karangan Formal:
   a) topiknya sangat kompleks
   b) topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
              
    Cara kerjanya:
   Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan       gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut  Kerangka Karangan Formal.

          2.   Berdasar perumusan teksnya
                  a)  Kerangka Kalimat
                  b)  Kerangka Topik
                  c)  Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik

    Syarat – Syarat Menyusun Kerangka Karangan
              1.      Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
              2.      Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
              3.      Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
              4.      Harus menggunakan simbol yang konsisten.

        E.   Langkah – langkah Membuat Kerangka Karangan

              1.   Menentukan tema dan judul
            Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. semakin banyak penulis membiasakan membaca buku,   semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :         

·   Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.
·   Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
·   Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.

Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik yang lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.


·   Judul tidak harus sama dengan topik.
·   Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang
lingkupnya sangat luas.
·   Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu
cocok dengan temanya.
·    Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.
·    Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.
·   Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi.

Contohnya :
“Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai”.

 Syarat judul yang baik :
·   Harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut. 
·   Judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan.
·   Harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi                                                                                                                                                      
harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang.
·   Tidak provokatif.

  Judul karangan yang baik :
·      singkat dan padat,
·      menarik perhatian, serta
·       menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.
  
Contoh : Upaya menurunkan risiko kemacetan di DKI Jakarta.
Tujuan dapat diungkapkan dengan kata operasional :
·         Menanggulangi
·         Mengurangi
·         Menemukan
·         Meningkatkan
·         Mengoptimalkan
·         Mengevaluasi
·         Mengendalikan

        2.   Mengumpulkan bahan
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan.
Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara memngumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing-masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.

        3.   Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. Berikut ini petunjuk-petunjuknya :
·      Hal penting semampunya.
·      Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
·      Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.

        4.   Membuat kerangka
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna. Berikut fungsi kerangka karangan :
·      Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
·       Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
·      Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting

Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
·      Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul)
·      Mengatur urutan gagasan
·      Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
·      Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap

Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Karena bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir).

        5.    Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan materi yang hendak di tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang dikumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Begitu juga dengan pengembangannya.
                                                                                                                                                                 Sumber

 http://coretanwnh.blogspot.com/2013/11/outline-kerangka-karangan.html


    NAMA             : ABIDIN
    KELAS             : 1DC01
    TUGAS            : BAHASA INDONESIA
    DOSEN            : TRI  BUDIARTA
    TANGGAL      : 22 NOVEMBER 2014